Khutbah Jumat: Allah Tidak Pernah Melahirkan dan Tidak Pernah Dilahirkan
Khutbah Jumat: Allah Tidak Pernah Melahirkan dan Tidak Pernah Dilahirkan ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 9 Jumadal Akhir 1445 H / 22 Desember 2023.
Khutbah Jumat Pertama: Allah Tidak Pernah Melahirkan dan Tidak Pernah Dilahirkan
حُبُّكَ إِيَّاهَا أَدْخَلَكَ الْجَنَّةَ
“Cintamu kepada surah ini membuat kamu masuk ke dalam surga.” (HR. Bukhari)
Al-Ikhlas adalah surah yang sangat agung, surah yang disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
إِنَّهَا لَتَعْدِلُ ثُلُثَ الْقُرآنِ
“Sesungguhnya, ia sama dengan sepertiga Al-Qur’an.” (HR. Bukhari)
Ia merupakan surah yang memberitakan kepada kita tentang keesaan Allah. Bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Tunggal, Allah satu-satunya Dzat yang berhak diibadahi. Allah berfirman:
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ﴿١﴾
“Katakanlah: ‘Allah Yang Tunggal (yang Esa).`” (QS. Al-Ikhlas[112]: 1)
Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah satu-satunya Dzat yang berhak diibadahi, Dia satu-satunya Pencipta langit dan bumi, Dia satu-satunya pemberi rezeki kepada manusia, Dia satu-satunya yang memberikan kenikmatan, yang bisa memberikan manfaat dan menolak mudarat. Dia satu-satunya Dzat yang bisa mengijabah doa. Maka, Dia satu-satunya Dzat tempat kita berdoa, tempat kita bertawakal, tempat kita berkeluh kesah.
Jadikanlah Allah Subhanahu wa Ta’ala satu-satunya Dzat yang kita benar-benar cintai, melebihi yang lainnya. Yang benar-benar kita takuti melebihi yang lainnya, karena Dia Ahad, Dia Tunggal. Tidak ada yang bersekutu dengan Allah dalam penciptaan langit dan bumi. Tidak ada sama sekali. Tidak ada yang bisa memberikan kepada manusia rezeki dan kenikmatan kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala.
اللَّهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾
“Allah adalah tempat bergantung seluruh makhluk.” (QS. Al-Ikhlas[112]: 2)
Semua makhluk membutuhkan karunia Allah. Tidak ada satu pun di antara kita kecuali pasti membutuhkan karunia Allah. Siapakah di antara kita yang berani berkata: “Saya tidak butuh rahmat Allah, saya tidak butuh karunia Allah, saya tidak butuh rezeki dari Allah,” sementara setiap detiknya kita merasakan nikmat Allah.
Lihatlah bagaimana kita bernafas, setiap detiknya. Lihatlah bagaimana kita melihat, setiap saatnya? Setiap darah yang mengalir itu nikmat dari Allah Rabbul ‘Alamin. Adakah makhluk yang tidak membutuhkan karunianya? Jawabnya tidak ada. Seluruhnya butuh kepada karunia Allah Rabbil ‘Alamin.
Kemudian Allah berfirman:
اللَّهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾
“Allah tidak melahirkan dan Allah tidak dilahirkan” (QS. Al-Ikhlas[112]: 3)
Karena Allah tidak membutuhkan anak, Allah tidak membutuhkan pasangan, karena Dia Ahad, Allah Tunggal, saudaraku.
Maka Allah mengingkari orang-orang yang mengatakan Allah punya anak. Allah berfirman:
وَقَالُوا اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا ۗ سُبْحَانَهُ…
“Mereka berkata: ‘Allah mengambil anak,’ Maha Suci Allah.” (QS. Al-Baqarah[2]: 116)
Bahkan langit hampir pecah, gunung-gunung hampir meledak, bumi pun hampir belah akibat ucapan mereka yang mengatakan Allah punya anak. Allah berfirman:
تَكَادُ السَّمَاوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنشَقُّ الْأَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا ﴿٩٠﴾ أَن دَعَوْا لِلرَّحْمَٰنِ وَلَدًا ﴿٩١﴾
“Hampir-hampir langit menjadi pecah, bumi menjadi belah, gunung-gunung pun meledak, akibat ucapan mereka yang mengatakan bahwa Allah mengambil Anak.” (QS. Maryam[19]: 90-91)
Allah tidak pernah mengambil anak, dan Allah tidak butuh anak, saudaraku. Maka setiap Muslim pun tidak boleh ridha dengan ucapan yang mengatakan bahwa Allah punya anak. Apabila langit saja hampir pecah, bumi hampir belah, gunung-gunung hampir meledak, karena tidak ridha dengan ucapan itu, maka pantaskah seorang Muslim, merasa ridha dengan ucapan seperti itu? Tidak demi Allah.
Orang yang ridha dengan ucapan itu dipertanyakan ke-Islamannya, dipertanyakan tauhidnya, dipertanyakan penghambaan dia kepada Allah.
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾
“Allah tidak melahirkan dan tidak dilahirkan.” (QS. Al-Ikhlas[112]: 3)
Maka saudaraku, semua ulama sepakat tidak bolehnya kita memberikan selamat kepada perayaan orang-orang yang punya keyakinan bahwa Allah punya anak. Kewajiban kita, sebagai seorang Muslim, meyakini bahwa Allah tidak pernah mengambil anak, dan Allah tidak pernah dilahirkan.
وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ ﴿٤﴾
“Dan tidak ada yang sebanding dengan Allah, siapapun juga.” (QS. Al-Ikhlas[112]: 4)
Adakah yang sama dengan Allah? Adakah yang sebanding dengan Allah? Adakah kekuatan yang seperti kekuatan Allah, Pencipta langit dan bumi? Adakah sesuatu yang bisa menciptakan seperti ciptaan Allah? Tidak ada.
Allah berfirman:
هَٰذَا خَلْقُ اللَّهِ فَأَرُونِي مَاذَا خَلَقَ الَّذِينَ مِن دُونِهِ…
“Inilah ciptaan Allah. Coba perlihatkan kepadaKu ciptaan orang-orang yang kalian sembah selain Allah itu.” (QS. Luqman[31]: 11)
Mereka sama sekali tidak bisa menciptakan seekor nyamuk, tidak bisa menciptakan seekor lalat, tidak bisa memberikan manfaat dan mudharat. Maka ada yang sebanding dengan Allah? Demi Allah tidak ada. Maka jangan jadikan sesuatu tandingan selain Allah.
Orang yang menganggap dan menjadikan tandingan selain Allah, sama saja dia menghina Allah. Karena Allah tidak ada tandingan, saudaraku. Lalu ia kemudian beribadah kepada selain Allah, seakan ia berkata: “Ada yang berhak diibadahi selain Allah yang sebanding dengan Allah.”
Sungguh, ini kedzaliman. Makanya Allah menamai syirik itu sebagai kedzaliman yang besar. Allah berfirman:
إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“Sesungguhnya kesyirikan itu kedzaliman yang besar.” (QS. Luqman[31]: 13)
Khutbah Jumat Kedua: Allah Tidak Pernah Melahirkan dan Tidak Pernah Dilahirkan
Toleransi bukanlah kita melanggar batasan-batasan Allah ‘Azza wa Jalla. Toleransi hanya sebatas kita tidak mengganggu peribadahan mereka.
Lihatlah sejarah, saudaraku. Ketika kaum Muslimin menguasai Konstantinopel, adakah ibadah mereka yang diganggu oleh umat Islam? Tidak ada. Adakah gereja atau tempat ibadah yang dihancurkan dan dirusak? Tidak ada sama sekali. Ketika kaum Muslimin menguasai Andalus, adakah tempat ibadah satu saja yang dihancurkan? Adakah orang-orang yang beribadah itu di gereja-gereja mereka dilarang? Tidak ada sama sekali. Mereka bahkan dilindungi dan diberikan keleluasaan dalam ibadah mereka.
Tapi untuk kita memberikan selamat, seluruh ulama sepakat itu tidak boleh, saudaraku. Itu bukanlah toleransi dalam Islam. Itu adalah toleransi yang kebablasan. Kewajiban kita seperti firman Allah:
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ
Untuk kalian akidah kalian, untukku akidah. Dan akidah kita adalah Allah tidak pernah melahirkan dan tidak pernah dilahirkan.
Download mp3 Khutbah Jumat: Allah Tidak Pernah Melahirkan dan Tidak Pernah Dilahirkan
Podcast: Play in new window | Download
Jangan lupa untuk ikut membagikan link download “Khutbah Jumat: Allah Tidak Pernah Melahirkan dan Tidak Pernah Dilahirkan” ini kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau yang lainnya. Semoga menjadi pembukan pintu kebaikan bagi kita semua.
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/53742-khutbah-jumat-allah-tidak-pernah-melahirkan-dan-tidak-pernah-dilahirkan/